- Back to Home »
- BERITA BISNIS , INSPIRASI , TOKO ONLINE »
- Kisah Sukses: Dari Kurir ke Toko Online
Posted by : CABACA
Selasa, 25 Juni 2013
Rachmad Igen bisa dibilang sukses saat ini. Kemampuannya melakukan komunikasi efektif dengan berbagai distributor, membuatnya dipercaya untuk menjadi agen berbagai merk produk. Dia menjual via dunia maya alias online. Alamat tokonya di www.perantara.biz. Sebelum sesukses saat ini, Rachmad pernah bekerja menjadi kurir dan merakit komputer di salah satu toko komputer di Jakarta.
Kemudian, membuka bisnis via internet dengan modal Rp 500 ribu. Pertengahan hingga akhir tahun 2005, Rachmad mencoba mengadu nasib dengan menjadi agen pulsa elektrik. Dia tertarik mengikuti Multi Level Marketing (MLM) pulsa. Akhirnya, hasil yang dia raih pun tidak seberapa. “Saat awal ikut MLM tersebut, saya meyakinkan istri dengan iming-iming hasil besar. Eh kenyataannya, kami makan sepiring indomie berdua,” kenangnya. Tahun berikutnya, Rachmad mulai berjualan ponsel bekas dan berdagang pakaian muslim. Pakaian muslimnya untuk ukuran anak dan dewasa. Dia dan sang istri berjualan di Pulogadung Trade Center.
Keterbatasan modal memaksa Rachmad menerapkan sistem bagi hasil ke pemilik kios. Hambatan pun dihadapinya lagi. Pengunjung semakin sepi di pusat perdagangan itu. Ponsel yang dijual Rachmad terlalu kalah dalam bersaing dengan kios di kanan kirinya. Mereka dapat menjual ponsel dengan harga jauh lebih murah karena memliki stok lebih banyak. Melihat keterbatasan itu, Rachmad terbesit gagasan membuat website untuk fasilitas promosi dan jual beli. Dan, terbentuk lah www.alisra.com. Website ini isinya masih terlalu “gado-gado”. Pada halaman depan, terpampang etalase pakaian muslim. Sebagian halaman lain untuk etalase penjualan pulsa dan ponsel. Tapi, Rachmad pede saja. dipromosikannya website itu ke iklan baris gratisan dan mailing list yahoogroups. Dan kejutannya, respons dari pengguna internet cukup antusias. “Kami dapat mencukup kebutuhan sehari-hari. Untuk baju, kami dapat order dari Kalimantan, sumatera, papua, dan singapura dengna omzet rata-rata per bulan Rp 10 juta,” ujar Rachmad. Dari nilai itu, dia dapat komisi 30% dari total penjualan.
Dalam bisnis ponsel, Rachmad bekerjasama dengan salah satu pedagang internet dan melakukan pembelian dalah jumlah banyak untuk ponsel tipe low end. Ponsel itu lantas dikirim ke pedagang di Yogyakarta, Palembang, dan Kalimantan, yang diketahuinya melalui internet. Setelah berjalan dengan kelas low end. Rachmad beranjak menembus pasar ponsel high end. Ponsel iPAQ, 02 XDA, XDA II, sampai 02 mini, menjadi dagangannya. Harga kulakan ponsel itu dapat ditawar Rp 200 ribu – Rp 300 ribu dari nilai pasar. Dan, Rachmad menjual kembali dengan harga Rp 200 ribu di atas nilai.
Dalam sebulan dia mampu menjual 60-80 ponsel dan PDA phone. Bahkan, dia rajin kulakan dari para pedagang di Roxy Mas untuk memenuhi permintaan, dan menjualnya via internet. Pada 2007 lalu, datang peluang menggiurkan untuk menjual produk internet unlimited. Tiap bulan, Rachmad mendapatkan komisi dari pelanggan yang meneruskan langganan internetnya. Dan, ini berlangsung selama satu setengah tahun. “Efek samping”-nya, Rachmad berhasil membentuk jaringan “perantara” yang terbesar di seluruh Indonesia untuk memasarkan produk tersebut. Kepercayaan pelaku bisnis besar kepada Rachmad semakin tinggi. Dengan website Perantara-nya, dia dapat menjangkau distributor lainya. Misalnya, juni 2009, Rachmad menjadi agen untuk produk perangkat penyimpan data dengan merk Western Digital, Samsung, dan Pendrive. Penjualan ke konsumen dilakukan dengan akad salam, begitu juga untuk akad distributor, sehingga barang yang dibeli tersebut dikirim langsung dari distributor ke konsumen selepas urusan administrasi selesai. Harga retail yang di jual distributor sama dengan harga retail yang Rachmad jual ke konsumen. Hanya saja, dia dapat komisi atau potongan harga yang berkisar USD 2 sampai USD 3 per item yang terjual. Importer modem broadband mulai “merapat” ke website Perantara. Ternyata, tidak hanya modem yang mereka tawarkan. Tersedia pula flashdisk, memory module, memory card, LCD monitor dan MP4/MP5.
Hingga saat ini, distributor yang mempercayai website Perantara makin banyak. Terakhir, Agustus 2009 kemarin, Rachmad bekerjasama dengan salah satu perbisnisan untuk menjual produk kamera digital Brica. Produk ini sudah tidak asing di United Kingdom, Taiwan, Thailand, dan sebagian Asia Tenggara. Selain membangun jaringan penjualann dan pemasaran, perantara Indonesia dan Networks bersama-sama mengerjakan branding position untuk produk terhitung November 2009. “Bisnis ini dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja tanpa peduli modal, kantor, atau toko di tempat bonafid. Kemauan, berani, rajin, adalah modal paling utama.” Ujar Rachmad bangga. Memang, mencermati jejak perjalanan pengusaha tersebut sepertinya tak lepas dari kegagalan demi kegagalan. Jalan menuju pintu kesuksesan tak selamanya mulus. Setiap usaha memiliki tantangan yang berbeda. Ketika keputusan telah diambil, yakni membangun bisnis dari rumahan, maka anda pun harus siap menerima segala risiko.
Lihatlah, tak sedikit pun dari pengusaha diatas, surut kebelakang ketika menghadapi tantangan dan kendala. Semangat mereka justru terlecut. Mewujudkan impian menjadi pengusaha yang sukses. Bagaimana dengan anda?
Republished by LikeBisnis.com from: [Majalah "Pengusaha Muslim" ; EDISI KE -1 ; HAL.24-25]