- Back to Home »
- BERITA BISNIS , IDE BISNIS , TOKO ONLINE , TRIK TOKO ONLINE »
- Kesalahan Umum Berbisnis On-line via Facebook
Posted by : CABACA
Selasa, 25 Juni 2013
Banyak tulisan di media massa tentang tips-tips berbisnis on-line melalui media massa, terutama Facebook. Tips-tips tersebut memiliki satu inti yang sama, yaitu bagaimana meningkatkan penjualan melalui posting. Pasalnya, ada hal-hal yang seharusnya tidak dimuat Netpreneur di akun Facebook-nya, baik karena alasan justru akan mengurangi penjualan maupun karena alasan kebijakan Facebook dalam melakukan posting.
Menurut Sameer Panjwani, CEO sebuah konsultan media sosial, sedikitnya ada enam kesalahan yang seringkali dilakukan Netpreneur saat berbisnis on-line melalui Facebook. Kesalahan-kesalahan tersebut mencakup:- Mengabaikan media sosial selain Facebook
Netpreneur harus memiliki akun di berbagai media sosial, kemudian mengkaji ulang di media sosial mana mayoritas calon buyer potensialnya berasal. Jika bisnis Netpreneur lebih berprospek di media sosial non-Facebook, mengapa tetap melakukan posting di Facebook? Ini jelas akan membuat pemasaran produk dan jasa seller menjadi tidak efektif.
Ada banyak aplikasi seperti Hootsuite dan SproutSocial yang bisa digunakan Netpreneur tiap kali ada notifikasi dari akun media sosialnya. Aplikasi semacam ini penting karena calon buyer bisa berasal dari belahan dunia yang berbeda dari tempat seller berada. Jika zona waktu antara buyer dan seller berbeda, maka transaksi on-line pun akan terhambat. Aplikasi-aplikasi untuk meng-automate notifikasi ini memudahkan Netpreneur dalam mengetahui kapan calon buyer dari negara lain aktif di dunia maya.
- Melakukan posting sebanyak dan sesering mungkin
- Banyak likes = banyak buyer
Yang menjadi poin penting adalah bagaimana seller melibatkan diri dengan baik bersama komunitasnya, meskipun jumlahnya tidak banyak. Meskipun komunitas atau calon buyer potensial tersebut jumlahnya sedikit, seller perlu menjalin komunikasi yang mendalam agar apa yang diinginkan dan dibutuhkan buyer bisa disediakan oleh seller melalui produk atau jasanya.
- Cover photo yang terlalu “menjual”
- Konten yang sama di semua akun media sosial